Transportasi Massal Yogyakarta MONORAIL, AEROBUS, dan Trem Listrik

Cari Artikel Gratis di sini

Transportasi Massal Yogyakarta MONORAIL, AEROBUS, dan Trem Listrik

Transportasi Massal Yogyakarta MONORAIL, AEROBUS, dan Trem Listrik

YOGYAKARTA(SINDO) – Kemacetan di Kota Yogyakarta diprediksikan bakal semakin parah seiring peningkatan jumlah kendaraan yang cukup pesat. Bahkan dalam 5 tahun mendatang, 35% ruas jalan di Kota Yogyakarta akan macet pada jam-jam sibuk. Sedang pada 2055, kemacetan kian tak terkendalikan mencapai 55%.



Guna mengantisipasi ancaman ini, Pemkot Yogyakarta kini tengah merancang sarana transportasi perkotaan yang mampu mengangkut banyak penumpang.

Salah satu gagasan yang bakal diwujudkan adalah monorel. Proyek ini ditarget bisa beroperasi pada 2016 mendatang atau tinggal sekitar 5 tahun lagi.”Pada pengembangan transportasi jangka panjang,akan beroperasi monorel, aerobus ataupun trem listrik,” jelas Ketua Tim Penyusunan Master Plan Transportasi Yogyakarta, Ahmad Munawar
kemarin.



Dia mengatakan, untuk mengatasi kemacetan itu, perlu dikembangkan sarana transportasi massal yang efektif. Program pertama yang harus dilakukan adalah mengembangkan angkutan umum dengan menambah jumlah Bus Trans Jogja menjadi 120 buah, sehingga dapat melayani 51 ribu penumpang setiap hari.



”Rencananya ada tiga tahap pengembangan transportasi dalam master plan. Yaitu, pengembangan angkutan umum,sistem jaringan jalan dan manajemen lalu lintas. Tahap pertama akan dilakukan pada 2009-2010,”ujarnya kemarin. Untuk mengembangkan sistem jaringan jalan, nantinya dibangun fly over dan underpass sepanjang Ringroad Utara dan Timur.

Pembangunan jalan ini diharapkan mampu menampung pertumbuhan kendaraan yang ada di Yogyakarta. Dalam hal manajemen lalu lintas, juga akan dikembangkan fasilitas bagi para pejalan kaki, transportasi tidak bermotor dan pemberian prioritas pada angkutan umum di simpang bersinyal (bus priority).

”Tahun 2011-2015, Trans Jogja akan ditambah menjadi 270 unit,sehingga bisa melayani penumpang 113 ribu tiap hari,”ujarnya.Selain itu, tambah Munawar, akan ada dioperasikan angkutan komuter Prambanan-Wates dengan menembah halte sebagai stasiun kereta api kecil.

Sementara itu pakar transpotasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Heru Sutomo mengatakan, pengembangan transpotasi diarahkan untuk sinergisitas dan mendukung sektor lainnya. Maka pengembangan transportasi harus disesuaikan dengan tujuan dan arah
pengembangan suatu wilayah.

”Misalnya, di Jakarta, orientasinya adalah bisnis, maka dikembangkan transportasi yang cepat,tepat dan pasti,”ujarnya. Selain itu dalam transportasi harus ada skala humanisme yaitu manusia yang menggunakannya dengan aman, nyaman dan terjamin keselamatannya. ”Untuk Yogyakarta sebagai kota pariwisata, perlu dikembangkan transpotasi yang mengedepankan kenyamanan penggunanya,” ujarnya. (mn latief)

News Source : http://www.seputar-indonesia.com/

Baca komentar