Pembangunan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Cari Artikel Gratis di sini

Pembangunan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Pembangunan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

1. Kridosono Disiapkan Menjadi Kawasan Bisnis Publik
YOGYA (KRjogja.com) - Kawasan stadion Kridosono ditengah kota Yogyakarta akan dikembangkan menjadi kawasan bisnis publik. Selanjutnya, fungsi sport center atau pusat olah raga akan dialihkan di stadion Mandala Krida dan area lahan sekitarnya.



Kepala Bappeda DIY, Tavip Agus Rayanto mengungkapkan, pemerintah propinsi (pemprop) DIY berencana membangun kawasan bisnis di Kridosono, sehingga harus mencarikan pengganti ruang publik termasuk kolam renang. Sementara ini opsinya adalah di jalan Kenari sebelah timur stadion Mandala Krida.



"Ketika Kridosono dibangun, maka masyarakat harus diganti wilayah lain untuk ruang publik. Agar tidak hanya dilihat untuk komersial saja karena kita inginnya seimbang antara ruang publik dan komersil. Saat ini tim tengah mengkaji aspek tata letak, visibility study dari investor, misalnya kalau disitu break event point-nya seperti apa," ujarnya ketika ditemui di Komplek Kepatihan, Kamis (4/8).



Pengembangan kawasan Kridosono sendiri dimaksudkan untuk optimalisasi penataan kawasan. "Tata ruang selama ini memang sudah untuk ruang publik sport center, tapi belum optimal. Ini juga menyangkut kajian zero ground di benteng Vredeburg, Kridosono dan mencari pengganti kolam renang Umbang Tirta," katanya.

Mantan Menakertrans yang kini menjadi penasehat Jogja Investor Forum (JIF), Erman Suparno menambahkan, pengembangan Kridosono menjadi salah satu pusat kegiatan publik berangkat dari pemikiran bahwa Yogyakarta masih kekurangan tempat rekreasi. Sementara saat ini Yogyakarta telah menjadi second opinion pariwisata.

"Karenanya dalam aspek pembangunan ekonomi, persoalan penataan wilayah master plan-nya harus tertata baik dan disesuaikan denga tata ruang internasional maupun regional. Namun tetap concern pada pembangunan berwawasan lingkungan. Kolam renang di Kridosono misalnya, itu tidak memenuhi standar internasional," tuturnya.

Selain sebagai pusat bisnis, Kridosono juga akan dijadikan kawasan penghijauan rekreasi remaja dan pemuda. "Ini akan ditata, Sport Center kawasan dikumpulkan dan kemungkinan di jalan Kenari kita buat kolam renang kelas Olimpic. Targetnya 2 tahun selesai dengan dana sekitar Rp300 miliar," imbuhnya. (Ran)

2. Pembangunan Jembatan Kleringan
YOGYA (KRjogja.com) - Pembangunan Jembatan Kleringan Yogyakakarta yang menghubungkan kawasan Kleringan dengan Kotabaru melintasi Kali Code mulai dilakukan. Pembangunan dimulai dengan menyiapkan berbagai fasilitas, diantaranya pagar pengaman dari seng.



"Sejak awal minggu ini, dari PT Marga Karya sudah melakukan pembongkaran aboutmen (penyangga jembatan) rel lama yang ada di kawasan ini. Portal pejalan kaki juga sudah dibongkar supaya alat-alat bisa masuk. Sekarang sedang dilakukan pengecatan belasan pagar rambu penutup," terang salah seorang staf pemborong, Maulani.



Ia meneruskan, ijin pembangunan dari Polresta dan Kodim untuk keperluan penutupan jalan / pengalihan jalur sudah keluar. Meski demikian, menurutnya pihak kontraktor tidak akan segera melakukan penutupan jalan di kawasan tersebut.



"Memang idealnya untuk pembangunan seperti ini, ada penutupan jalan. Tapi arus di sini cukup ramai, dan kelihatannya sulit kalau ditutup. Kita akan lihat dulu perkembangannya, apakah memungkinkan untuk ditutup," imbuhnya. (Den)

3. Pembangunan Pelataran Tugu
YOGYA (KRjogja.com) - Pemerintah Kota Yogyakarta berencana melanjutkan pembangunan pelataran Tugu yang sempat dihentikan pada akhir 2010 dan akan kembali dimulai setelah Lebaran.



"Saat ini, proyek tersebut masih dalam proses lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintah Kota Yogyakarta. Diharapkan, proses lelang berjalan lancar, dan segera diketahui pemenangnya," kata Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kota Yogyakarta Toto Suroto di Yogyakarta, Sabtu (13/8).

Menurut dia, pihaknya akan tetap memakai jasa pihak ketiga untuk menyelesaikan proyek pembangunan pelataran Tugu dengan batu candi seluas sekitar 800 meter persegi itu. Sedangkan
anggaran yang ditetapkan untuk meneruskan proyek pembangunan pelataran Tugu adalah sekitar Rp400 juta yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Yogyakarta 2011.

Pembangunan pelataran Tugu dengan batu candi tersebut dihentikan pada akhir 2010 saat pembangunan belum diselesaikan secara sempurna karena adanya bencana letusan Gunung Merapi.
Rencananya, pembangunan pelataran batu candi tersebut akan dilakukan hingga batas zebra cross di empat ruas jalan yang berhubungan dengan Tugu yaitu Jalan Sudirman, Jalan P Diponegoro, Jalan Mangkubumi dan Jalan AM Sangaji.

"Pekerjaan tersebut rencananya memakan waktu sekitar tiga bulan yaitu mulai September hingga November," katanya.

Pelaksanaan pembangunan pelataran batu candi tersebut, lanjut Toto, akan dilakukan setelah Lebaran dengan harapan tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas, karena ruas jalan yang menghubungkan Tugu adalah ruas jalan utama di Kota Yogyakarta.

Pembangunan tersebut juga dilakukan agar masyarakat tidak kebingungan saat melintas di Tugu. Pelataran batu candi itu boleh dilintasi kendaraan," katanya. (Ant/Tom)

4. Pembangunan JOMBOR Fly Over
Jombor Fly Over Dipastikan Selesai 2013

SLEMAN (KRjogja.com) - Pembangunan jembatan layang Jombor atau Jombor Fly Over dipastikan akan selesai pada 2013 mendatang. Tahun ini, proses pengerjaan direncanakan mulai pelebaran jalan.



Kepala Dirjen Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum (PU), Djoko Murjanto mengungkapkan, proyek pengerjaan Jombor Fly Over sebenarnya sudah dimulai sejak 2010 lalu, yakni dengan pembuatan pondasi pancang dan pembebasan lahan. "Ini kan dikerjakan tahunan, namun kami pastikan selesai 2013 besok," tandasnya disela peninjauan lokasi di area Jombor Fly Over, Senin (8/8).



Total anggaran dari poyek ini mencapai Rp 150 miliar dari APBN diluar dana untuk pembebasan lahan. Sedangkan untuk pembebasan lahan disiapkan Rp 35 miliar yang diambil dari APBD daerah, propinsi dan pusat.



"Untuk lahan yang di sisi selatan-barat dan selatan-timur, sudah selesai dibebaskan. Jadi, tinggal yang ada di sisi utara-barat dan utara-timurnya saja," imbuh Djoko.

Kabid Bina Marga Dinas PU DIY, Salamun menambahkan, prioritas lahan yang akan dibebaskan mencapai 2.557,2 meter persegi (utara - barat) dan 4.670,2 meter persegi (utara - timur). "Rata-rata disana itu ialah lahan kosong dan pertokoan. Semoga ini bisa selesai tahun ini juga. Soalnya, sisi selatan-barat dan selatan-timur, sudah selesai dibebaskan semua," tambahnya.



Selain itu, pihaknya juga mengharapkan masyarakat di sekitar area pembangunan, untuk bersabar. Terutama saat usai libur lebaran 2011 ini, dimana proyek pembangunan kembali dimulai. "Nanti akan ada banyak pengalihan jalan, sehingga lalu lintas pasti akan terganggu. Jadi, mohon nanti masyarakat bisa bersabar," tandas Salamun.

Jombor Fly Over sendiri mendesak dibangun lantaran prediksi kemacetan yang akan terjadi 2014 mendatang. Terlebih, kawasan Jombor merupakan jalan nasional yang menjadi simpul antar propinsi.

Jika Jombor Fly Over selesai, maka arah lalu lintas juga akan semakin mudah. Jalur selatan-utara tetap seperti semula, jalur timur-utara dan timur-barat akan melayang sedang jalur barat-timur melalui bawah tanah. (Dhi)

5. Revitalisasi Stasiun Tugu
YOGYA (KRjogja.com) - Revitasisasi kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta yang akan terintegrasi dengan kawasan Malioboro ditarget rampung pada 2014 mendatang. Saat ini Pemerintah Propinsi (Pemprop) DIY bersama dengan pihak PT Kereta Api (KA) persero tengah melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai status tanah.



Kepala Stasiun Tugu Yogyakarta, Asdo Artrivianto mengungkapkan, penyelesaian persoalan status tanah yang sebagian besar merupakan kawasan Sultan Ground (tanah milik Kraton. red) tersebut ditergetkan untuk selesai pada tahun 2012. Setelah status tanah jelas, maka realisasi pembangunan kawasan Tugu akan dimulai pada tahun itu juga.

"Saat ini sedang kita petakan bersama, mana yang merupakan tanah milik PT KA dan mana yang merupakan Sultan Ground. Selanjutnya, jika memang ada area yang masuk Sultan Ground, apakah pihak Pemerintah Propinsi DIY mau memberikan kemanfaatannya. Kita akan tunggu penyelesaian ini paling lambat sampai 2012," ujarnya di Stasiun Tugu Yogyakarta, Senin (23/5).

Menurutnya, Stasiun Tugu Yogyakarta akan dikembangkan menjadi sentra meeting point dengan berbagai fasilitas komersial dan terintegrasi dengan kawasan Malioboro. Stasiun Tugu juga akan memperluas area parkir dan area untuk penumpang.

"Pengembangan Stasiun Tugu ini diharapkan bisa memberikan andil dalam penyelesaian sempitnya lahan parkir. Ini sekaligus juga dimaksudkan untuk mengatur tata kota khususnya di kawasan Malioboro. Rencananya akan kita buat dua saff basement atau ruang bawah tanah yang dapat menampung sekitar 1.800 kendaraan roda empat," katanya.

Secara garis besar, lanjutnya, Stasiun Tugu juga akan dikembangkan untuk menjadi pusat perkantoran, pertokoan dan perhotelan. Konsepnya akan sama seperti halnya yang ada di Kuala Lumpur, Malaysia. Pengunjung stasiun maupun yang ingin menuju Malioboro, bisa memarkir kendaraan di basement stasiun yang akan langsung terhubung dengan area parkir Abu Bakar Ali.

"Sesuai arahan Gubernur, perlu dilakukan pemetaan lebih lanjut termasuk menarik investor untuk bekerjasama. Langkah awal yang akan dilakukan adalah memperjelas status legalitas tanah. Master plan sendiri ditarget selesai pada akhir tahun ini dan pembangunan total ditargetkan selesai 2014 mendatang," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perencanaan Bapeda DIY, Gatot Saptadi menambahkan, kawasan stasiun Tugu sekitar 70 persen areanya merupakan milik Sultan Ground. Karena itu perlu dilakukan identikasi status tanah untuk mempejelas kaitan kepemilikan dan andil ekonomis yang dapat diberikan.

"Kita butuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk melakukan identifikasi. Kami juga akan melakukan pembaruan MoU antara Pemprop DIY, Pemkot Yogyakarta, pihak Kraton dan pihak PT KA. Kita sepakati bersama bahwa pengembangan Tugu ini juga merupakan bagian dari penataan Malioboro,"
imbuhnya. (Ran)

Stasiun Tugu Akan Terintegrasi Dengan Kawasan Malioboro

YOGYA (KRjogja.com) - Stasiun Tugu Yogyakarta akan dikembangkan menjadi sentra meeting point dengan berbagai fasilitas komersial. Dalam waktu kedepan, Stasiun Tugu juga akan terintegrasi dengan kawasan Malioboro.

Direktur Utama PT Kereta Api (KA) Persero, Ignasius Jonan mengungkapkan, selain mengembangkan berbagai fasilitas, Stasiun Tugu juga akan memperluas area parkir dan area untuk penumpang. Hal ini mengingat pengguna fasilitas di stasiun tesebut diperkirakan akan terus naik.

"Setiap tahun pengguna Stasiun Tugu selalu naik sekitar 5 persen dari sekitar 20 juta orang. Karena itu kami memiliki inisiatif untuk pengembangan Tugu bersama dengan Pemprop DIY dan Pemkot Yogyakarta. Tahapan awal yang telah ditempuh adalah membentuk tim dan diharapkan tahun ini bisa segera dimulai," ujarnya usai bertemu dengan Gubernur DIY di komplek Kepatihan, Senin (28/2).

Kepala Humas PT KA (Persero) Eko Budianto menyebutkan, pengembangan Stasiun Tugu ini dimaksudkan untuk pemberdayaan space yang ada untuk disinkronkan dengan perkembangan kondisi di lapangan. Hal ini mengingat penumpang di stasiun Tugu dalam masa puncak selalu mengalami peningkatan.

"Dalam satu hari, Stasiun Tugu bisa kedatangan penumpang sampai 6 ribu orang. Sedangkan dimasa peak season atau puncak mencapai 8 ribu orang. Namun pengembangan Tugu ini bukan berarti hanya fokus pada kebutuhan kapasitas penumpang tetapi lebih pada integrasi dengan pemerintah daerah termasuk kawasan Malioboro," katanya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Tugu Yogyakarta, Asdo Artrivianto menambahkan, pengembangan stasiun Tugu ini diharapkan bisa memberikan andil dalam penyelesaian sempitnya lahan parkir. Ini sekaligus juga dimaksudkan untuk mengatur tata kota khususnya di kawasan Malioboro.

"Integrasi Tugu dan Malioboro ini diantaranya untuk membantu lahan parkir. Rencananya akan kita buat dua saff basement atau ruang bawah tanah yang dapat menampung sekitar 1.800 kendaraan roda empat. Karena saat ini hanya menampung sekitar ratusan saja," tuturnya.

Selain itu, lanjut Asdo, secara garis besar Stasiun Tugu juga akan dikembangkan untuk menjadi pusat perkantoran, pertokoan dan perhotelan. Konsepnya akan sama seperti halnya yang ada di Kuala Lumpur, Malaysia. Sesuai arahan Gubernur, perlu dilakukan pemetaan lebih lanjut serta menarik investor untuk bekerjasama.

"Langkah awal yang akan dilakukan adalah memperjelas status legalitas tanah. Karena beberapa masih ada yang milik Kraton dan milik PT KA. Master plan sendiri ditarget selesai pada akhir tahun ini. Diharapkan nantinya kereta yang berhenti di Tugu bisa melakukan transit hingga 15 menit untuk penumpang berbelanja maupun menikmati fasilitas yang ada," imbuhnya. (Ran)

6. Mal Akan Dibangun di Stasiun Tugu Yogyakarta

Stasiun Tugu Yogyakarta yang merupakan salah satu Bangunan Cagar Budaya (BCB) rencananya bakal direvitalisasi menjadi pusat perbelanjaan, perkantoran, dan area parkir. Pembangunan paling lambat akan dimulai tahun 2012 dan ditargetkan selesai pada 2014 mendatang.

Rencana revitalisasi ini dilakukan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) oleh Pemerintah Provinsi DIY bersama Pemerintah Kota Yogyakarta dan PT Kereta Api Indonesia di Kantor Gubernur DIY Kompleks Kepatihan, Senin (10/9).

Dirut PT KA Ignasius Johan mengatakan pengembangan kawasan tugu yang terintegrasi dengan Malioboro tersebut tidak mengubah bangunan stasiun sebagai BCB. "Dimaksudkan untuk meningkatkan layanan pada pengguna jasa kereta api yang berasal dari berbagai daerah," katanya. Ia juga menyebutkan bahwa pertumbuhan penumpang jasa kereta api naik sekitar 10 hingga 17 persen tiap tahunnya.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X pun sependapat bila revitalisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan intensitas pemanfaatan lahan. Setidaknya, kata Sultan, revitalisasi ini mencakup tiga substansi dasar, yakni perwujudan sumber daya, prospek ke depan, dan asas kemanfaataan. “Untuk mencapai ketiga substansi dasar tersebut, studi kelayakan perlu dilakukan. Dalam 12 bulan ke depan diharapkan tim sudah menghasilkan prastudi kelayakan yang memadai,” papar Sultan.

Kepala Stasiun Tugu Yogyakarta, Asdo Artrivianto menambahkan, revitalisasi stasiun Tugu ini akan meliputi dua titik. Kawasan atas akan dibuat area parkir yang bisa menampung sekitar 1.800 kendaraan roda empat. Untuk kawasan atas akan dimanfaatkan untuk meeting point kawasan perkantoran dan pusat perbelanjaan.

News Source : http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/1512/mal-akan-dibangun-di-stasiun-tugu-yogyakarta

Baca komentar